PENGEROPOSAN TULANG (OSTEOPOROSIS)
Pengeroposan tulang (osteoporosis) adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kepadatan tulang pada tubuh seseorang. Hal ini terjadi karena perusakan sel tulang tidak seimbang dengan pembentukan sel baru, yakni lebih banyak perusakannya.
Tulang berfungsi memberi bentuk tubuh sebagai tempat melekat otot serta memberikan perlindungan pada alat organ di bawahnya.
Vitamin D sangat penting bagi tulang, berfungsi mengatur pemasukan zat kapur ( kalsium ) yang merupakan bahan utama tulang dalam tubuh. Zat kalsium yang telah banyak dibentuk menjadi tulang makin mengalami pemadatan bersama beberapa unsur lain sehingga menjadi keras dan kokoh. Keadaan ini terus berlangsung selama seseorang itu menjalani pertumbuhan sampai berusia sekitar 25 – 40 tahun.
Sesudah itu terjadi proses penuaan , tulang menjadi hilang kekuatannya dan terus menurun. Tulang yang mengalami keadaan rawan adalah berturut-turut tulang belakang , paha, pergelangan ,dada dan lengan atas. Tulang sendi, otot, merupakan penyakit yang sering hinggap pada mereka yang sudah tidak muda lagi. Biasanya orang awam menamainya
penyakit encok.
Seiring bertambahnya umur, cairan tubuh berkurang yang menyebabkan selaput pembungkus tulang sendi dan otot mongering. Kelenturan sendi berkurang dan anggota badan menjadi kaku, terutama pada pagi hari. Kekeringan sendi kadang-kadang menyebabkan sendi berbunyi apabila ditekuk.
Keluhan tulang belakang antara lain sering terasa di punggung sehingga gerakan bangun dari tidur menjadi sulit. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengeroposan tulang. Zat
kapurnya berkurang dan ruas-ruas tulang belakang cenderung menjadi pendek, terutama bagian depannya.
Tulang laki-laki biasanya lebih padat daripada tulang wanita. Seiring bertambahnya umur, pembentukan tulang menjadi berkurang, sedangkan penyerapan tulang bertambah, terutama terjadi pada mereka yang waktu mudanya kurang mengonsumsi zat kapur dan kalsium antara lain dalam bentuk sayuran dan susu.
Kalsium merupakan sumber utama dalam pembentukan tulang yang diperoleh dari menu makanan sehari-hari, seperti susu dan keju, sayuran, masih banyak lagi beberapa tumbuhan hijau lainnya.
GEJALA - GEJALA (TANDA - TANDA) TULANG KEROPOS (OSTEOPOROSIS)
Gejala tulang keropos (osteoporosis) tidaklah khas, yakni dari yang tidak menampakkan gejala sampai timbul rasa pegal – pegal di seluruh tubuh, hingga patah tulang dikarenakan hal – hal sepele. Penyakit tulang keropos (osteoporosis) ditandai dengan hilangnya sel tulang secara berlebih, tulang tidak sepadat semula, terdapat rongga dalam tulang sehingga menjadi lemah ,tidak tahan tekanan, benturan dan mudah cedera. Pengeroposan tulang (osteoporosis) biasanya akan timbul rasa nyeri, kemampuan fisik menurun.tulang keropos (osteoporosis) seringkali tidak menunjukkan gejala yang dapat diketahui. Dalam kenyataannya, tanda klinis penyakit tulang keropos (osteoporosis) biasanya berupa patah tulang yang menimbulkan rasa nyeri.
FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TULANG KEROPOS (OSTEOPOROSIS)
Faktor-faktor risiko penyakit tulang keropos (osteoporosis) antara lain :
1. Umur, makin lama seseorang hidup, makin besar kehilangan kepadatan tulangnya serta makin besar kemungkinan mengalami tulang keropos (osteoporosis).
2. Keturunan dan jenis kelamin, kepekaan terhadap patah tulang sebagian disebabkan oleh faktor keturunan dan jenis kelamin.Wanita mempunyai resiko mengalami pengeroposan tulang (osteoporosis) 7 (tujuh) kali lebih besar daripada pria, mengingat kepadatan tulangnya lebih rendah, apalagi setelah mengalami
MASA MENOPAUSE.
3. Merokok serta kurang olah raga. Merokok rentan terhadap kesehatan serta menurunkan kadar hormone estereogen. Gaya hidup yang tidak memerlukan banyak bergerak juga bisa meningkatkan resiko tulang keropos (osteoporosis). Latihan fisik penting dalam pembentukan pertahanan tulang. Dengan olah raga jalan kaki akan memperbesar serta memperkuat tungkai sehingga tulang lebih padat. Sedangkan kurangnya latihan fisik akan meningkatkan kehilangan zat tulang, sehingga mempercepat pengeroposan tulang (osteoporosis).
4. Kerangka tubuh. Seseorang dengan kerangka tubuh lebih kecil, cenderung lebih sering mengalami tulang keropos (osteoporosis). Hal ini bila dibandingkan dengan postur tubuh lebih besar.
5. Obat-obatan tertentu. Penggunaan obat-obatan tertentu untuk jangka waktu yang lebih lama dapat meningkatkan resiko tulang keropos (osteoporosis), antara lain obat antibiotic.
Ada 2 (dua) bentuk pengeroposan tulang (osteoporosis), yaitu pengeroposan tulang (osteoporosis) bentuk primer dan pengeroposan tulang (osteoporosis) bentuk sekunder. Pengeroposan tulang (osteoporosis) bentuk primer terbagi atas :
1. Pengeroposan tulang (osteoporosis) pada wanita setelah mati haid karena hilangnya hormone ertrogen.
2. Pengeroposan tulang (osteoporosis) pada wanita karena proses menua (menjadi lebih tua)
Pengeroposan tulang (osteoporosis) sekunder adalah pengeroposan tulang (osteoporosis) pada semua umur dikarenakan oleh kelainan hormone, gizi, penyakit-penyakit menahun serta bagi mereka yang tinggal terlalu lama tanpa bobot pada penerbangan luar angkasa.Termasuk ke dalam golongan ini adalah bagi mereka yang kurang olah raga atau kurang latihan fisik.Dengan berolah raga, anggota badan harus menyangga beban, paha, tungkai, kaki, tulangnya akan menadi tambah besar, tambah padat serta kurang penyerapan tulang (osteoporosis). Karenanya, olah raga jalan kaki (jogging) lebih mampu mengurangi kemungkinan pengeroposan tulang (osteoporosis) daripada olah raga naik sepeda atau olah raga berenang.
Pengeroposan tulang atau biasa disebut osteoporosis dapat diukur dengan alat scanning yang penilaiannya diukur dengan T score. Normal (T>-0,1), Osteopenia (-0,1> T > -2,5), Osteoporosis (T<-2,5), Osteoporosis berat (T<-2,5 serta ada fraktur).
Apabila seseorang sudah terkena pengeroposan tulang (osteoporosis), maka dapat diberikan obat – obatan : Kalsium (Kebutuhan usia 50 tahun ke atas adalah 1200 mg / hari), vitamin D, serta menghentikan pemakaian obat – obatan kortikosteroid ( misalnya dexametason). Obat – obatan bifosfonat bisa juga dikonsumsi untuk mencegah penyerapan kalsium dari tulang. Sedangkan non obat diantaranya makan minum yang banyak mengandung kalsium.Disamping itu, berjemur pada sinar matahari adalah cara yang murah meriah karena sinar matahari mengandung vitamin D. Ditambah lagi olah raga ringan tetapi teratur.
Pencegahan pengeroposan tulang (osteoporosis) hingga patah tulang sebenarnya bisa dilakukan sejak dini, yaitu melalui pengaturan gizi yang baik. Mengingat hal tersebut, wanita hamil dan bayi perlu mendapat zat kalsium dengan ukuran tepat serta teratur pemberiannya.
Demikian sekelumit ringkasan artikel mengenai Pengeroposan Tulang (osteoporosis) yang bisa kami haturkan. Akhirnya, kesehatan merupakan karunia Allah yang harus dijaga. Kesehatan jasmani harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tetap berolah raga, tetap beraktifitas, mengingat kurangnya gerak akan mempercepat pengeroposan tulang (osteoporosis).