PENYAKIT HEPATITIS C
Kebanyakan penderita penyakit hepatitis C pada awalnya tidak sadar bahwa mereka telah terjangkiti penyakit hepatitis C. Bahkan tidak jarang dari mereka akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Pada umumnya mereka baru sadar jika telah mengidap penyakit hepatitis C stadium akut. ;Apa itu hepatitis C, gejala - gejalanya bagaimana serta bagaimana pula cara pencegahannya? Berikut ini penjelasannya.
Menurut seorang pakar penyakit hepatitis C, di negara – negara sedang berkembang, penderita penyakit hepatitis C ini bisa melebihi penderita penyakit AIDS. Bahkan orang meninggal akibat penyakit hepatitis C inipun jumlahnya juga lebih banyak jika dibanding mereka yang meninggal akibat penyakit AIDS. Hanya saja, karena belum banyak dari masyarakat yang tahu mengenai seluk – beluk penyakit hepatitis C, maka korban penyakit hepatitis C ini semakin banyak. Apa itu penyakit hepatitis C?
VIRUS HEPATITIS C
Tidak sedikit orang beranggapan bahwa virus penyakit hepatitis C memiliki karakter sama dengan virus penyakit hepatitis A maupun virus hepatitis B. Padahal virus penyakit hepatitis A maupun hepatitis B sangatlah berbeda dengan virus hepatitis C.
Karena gejala awal penyakit hepatitis C sulit dirasakan penderita penyakit hepatitis C, maka biasanya penyakit yang dideritanyapun akan semakin bertambah parah. Penderita penyakit hepatitis C ini biasanya baru merasakan tanda – tandanya jika telah mengidap
penyakit ini selama 10 hingga 20 tahun. Pada saat itulah penderita baru menyadari bahwa dirinya terserang penyakit hepatitis C. Disamping itu, bervariasinya virus hepatitis C juga ikut menambah sulitnya pendeteksian gejala awal dari penyakit hepatitis C ini. Meski secara pelan, virus hepatitis C akan menyerang fungsi hati. Sehingga dengan demikian penderita penyakit hepatitis C relatif lebih sulit untuk diatasi dibandingkan penderita penyakit hepatitis A atau hepatitis B. Terlebih lagi vaksin untuk hepatitis C belum ditemukan, sementara untuk virus hepatitis B sudah ditemukan.
Sebenarnya, usaha untuk melakukan transplantasi hati sekalipun bukanlah jaminan dalam mengatasi persoalan ini. Sebab, transplantasi hati hanya efektif jika kerusakan hati masih tergolong ringan, belum sampai rusak parah. Disamping itu, upaya transplantasi hati tidaklah menghilangkan virus hepatitis C itu sendiri. Dan hasil dari transplantasi hati, belum terjamin kesehatannya, karena virus hepatitis C belum tentu hilang, serta masih bisa masuk aliran darah.
PENULARAN PENYAKIT HEPATITIS C UMUMNYA LEWAT SUNTIKAN
Penularan penyakit hepatitis C dapat terjadi melalui suntikan maupun transfusi darah. Jumlahnya lebih dari 10 persen dari seluruh kasus penderita penyakit hepatitis C. Seseorang yang ingin mendonorkan darahnya kepada orang harus melalui test virus hepatitis C. Karena jika tidak, sangat besar berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang lain. Wanita pengidap hepatitis C memiliki peluang hingga 5 persen untuk menularkan penyakitnya kepada anak yang dilahirkannya. Namun sebuah penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar penderita penyakit hepatitis C adalah para orang dewasa pengguna obat keras stadium IV. Sehingga anak – anak bukanlah termasuk kedalam usia beresiko tinggi terserang penyakit hepatitis C.
Menurut sebuah penelitian bahwa jumlah penderita penyakit hepatitis C 90 persennya merupakan pengguna obat keras tingkat IV. Sebagian penderita penyakit AIDS juga bisa mengalami serangan virus hepatitis C.
GEJALA PENYAKIT HEPATITIS C
Penderita penyakit hepatitis C pada umumnya memiliki gejala penyakit seperti pada umumnya, yaitu badan lemas, tubuh mengalami kelelahan, nafsu makan berkurang, maupun gabungan dari gejala – gejala itu. Bahkan sebagian besar pengidap penyakit hepatitis C tidak menampakkan gejala – gejala khusus. Hal ini akan menyulitkan dokter dalam mendiagnosis penyakit. Virus hepatitis C akan bergerak menjauhi hati serta berpotensi besar mempengaruhi fungsi organ tubuh lainnya seperti kelenjar tiroid maupun ginjal.
Virus penyakit hepatitis C bisa menimbulkan infeksi kronis, khususnya menimbulkan radang hati, sehingga lama kelamaan akan mengakibatkan penyakit kanker hati (Cirrhosis).
CARA MENGATASI PENYAKIT HEPATITIS C
Para ahli di bidang farmasi telah berupaya mencari jalan keluar untuk mengatasi virus penyakit hepatitis C, namun belum banyak mendapatkan hasil maksimal. Salah satu andalan para ahli farmasi yaitu dengan melakukan cara, yang mereka namakan interferon. Interferon ialah penggandaan dari protein sistem kekebalan dalam tubuh. Interferon memerlukan waktu enam bulan hingga satu tahun dengan tingkat keberhasilan dalam mengurangi virus hepatitis C sebesar kurang lebih 25 persen dari jumlah virus yang ada pada penderita penyakit hepatitis C. Cara ini juga menjadi alternatif pilihan bagi penderita gangguan fungsi hati lainnya.
Meski demikian, bukan berarti interferon tidak memiliki efek samping. Seseorang yang mempergunakan cara ini dalam mengatasi penyakit hepatitis C, akan mengalami
pusing di kepala, mudah lelah, nyeri otot, mual, muntah hingga mengalami
kerontokan rambut.
Cara lain mengatasi penyakit hepatitis C adalah dengan penggabungan antara proses interveron dengan ribavirin (memberikan obat anti virus). Cara kedua ini dinilai setingkat lebih baik jika dibandingkan dengan hanya menggunakan cara penyuntikan interferon saja. Hal ini memang lebih terbukti serta sedikit lebih menjanjikan untuk mengurangi virus pada penyakit hepatitis C, meski secara umum tetap saja belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Tentu saja sambil tetap berusaha mengatasi efek samping dari penyuntikan interferon kepada penderita penyakit hepatitis C.
Sebenarnya, cara alternatif telah cukup lama dilakukan di daerah Jepang, Eropa, serta beberapa Negara Amerika Selatan. Mereka menggunakan minuman jus, teh atau kapsul silymarin (milk thistle), yaitu semacam tanaman dari India atau Pakistan. Selain itu, mengkonsumsi bawang putih akar licorice, serta banyak makan makanan mengandung vitamin B12, vitamin E serta vitamin C dosis tinggi merupakan
alternatif cara menangani penyakit hepatitis C (penyakit kuning) selanjutnya. Tentunya semua itu harus tetap melakukan konsultasi dengan ahli medis atau dokter. Semoga bermanfaat..
TERIMA KASIH, ANDA TELAH MENGUNJUNGI INFO SEPUTAR KITA. SEMOGA MENDAPATKAN MANFAAT