CARA MENGOBATI TIMBILEN (BINTITAN)
Apakah Anda pernah merasakan sesuatu cukup aneh pada area kelopak mata Anda atau pipi Anda? Bentuknya berupa benjolan kecil seperti eksim, warnanya putih atau hitam kemerahan, teksturnya padat serta ujungnya layaknya butiran pasir? Jika pernah, itulah sebenarnya
jerawat. Tetapi orang bilang, khususnya orang jawa (suku di Indonesia) bilang terserang “TIMBILEN”. Apakah timbilen (bintitan) itu? Serta bagaimana bila kita terkena timbilen (bintitan)?
APA SEBENARNYA (DEFINISI) "PENYAKIT" TIMBILEN? (BINTITAN)
Timbilen (istilah jawanya) sebenarnya merupakan jerawat, atau biasa disebut dengan istilah jerawat batu, dengan bentuk seperti benjolan kecil berwarna putih atau terkadang berwarna hitam kemerahan mengkilap dengan tekstur keras, ujungnya laksana butiran pasir, biasanya tumbuh di area pipi, lalu menyebar ke daerah mata, khususnya kelopak mata (hanya berjarak kurang lebih satu sampai dua centimeter dari kelopak mata), sehingga menyebabkan mata terasa nyeri dan sakit.
(TIPS - TIPS) CARA MENGATASI TIMBILEN (BINTITAN)
Jika kita mengalami “ serangan timbilen” (bintitan), maka kita tidak boleh terlalu
sering memegang timbilen (bintitan) itu atau jangan sampai kita memecah timbilen (bintitan) tersebut, sebab jika kita sampai memecah timbilen (bintitan) itu justru daur hidup timbilen akan lebih panjang. Karena biasanya orang sering tidak sabar serta merasa risih jika terkena timbilen. Sehingga tidak sedikit dari mereka baik disadari maupun tidak akan lebih sering memegang – megang timbilen. Hal ini justru akan semakin memperparah “sakit” timbilen (bintitan) itu sendiri. Jadi seseorang, jika mengalami timbilen (bintitan), maka jalan terbaiknya adalah dengan membiarkan timbilen (bintitan) itu, tidak dipegang – pegang apalagi dengan memecahnya. Karena hal itu justru akan semakin memperparah timbilen (bintitan) itu, apalagi jika sampai memecahnya, bisa – bisa malah menyebabkan infeksi. Dengan membiarkannya, INSYAALLAH, peradangan pada timbilen (bintitan) akan mereda dalam kisaran waktu lima hingga enam hari.
Atau bisa juga melakukan pengompresan, baik dengan air hangat maupun dengan nasi hangat pada timbilen tersebut (bintitan). Cara ini hampir sama dengan cara pemijatan, yakni setelah melakukan pengompresan, dalam waktu sehari, biasanya timbilen (bintitan) akan membesar serta terasa sakit. Setelah hari ketiga baru rasa sakit pada timbilen (bintitan) akan mulai mereda, meski masih terasa menonjol (benjol).
Sedangkan cara ketiga yaitu dengan melakukan pemijatan. Bedanya, jika melalui cara pengompresan, maka dilakukan di atas timbilen (bintitan) tersebut, namun jika melalui cara pemijatan, maka dilakukan agak sedikit jauh dari letak timbilen (bintitan) tersebut, yakni kurang lebih dua hingga tiga centimeter dari titik pusat timbilen (bintitan). Pemijatan dilakukan kurang lebih selama empat sampai lima menit, dan lebih efektif lagi jika dalam melakukan pemijatan sampai mengenai akar dari timbilan (bintitan) itu sendiri. Sama seperti cara pengompresan, cara pemijatan juga menyebabkan timbilen (bintitan) akan semakin besar serta terasa sakit pada sehari setelah dilakukan pemijatan. Warnanya semakin memerah disertai dengan munculnya nanah pada titik ujung timbilen (bintitan). Dalam keadaan seperti ini, timbilen (bintitan) jangan sering dipegang – pegang apalagi dipecah, karena justru akan memperkeruh keadaan.Jadi sebaiknya biarkan saja timbilen matang dengan sendirinya, sehingga biasanya pada hari ketiga atau keempat rasa sakit pada timbilen (bintitan) akan berangsur mereda.
Disamping rasanya sakit, timbilen (bintitan) juga sangat mudah kambuh, terlebih jika penanganan timbilen (bintitan) tidak sampai tuntas ke akar – akarnya atau masih ada sejenis jerawat batu khususnya, yang belum tertangani. Untuk itu, agar tidak mudah kambuh, maka akar dari timbilan harus dipastikan “dibasmi” serta jerawat batu lainnya juga harus dipastikan tuntas penanganannya.
Keluarkan juga bekas – bekas timbilen (bintitan) yang masih tersisa, serta diusahakan agar tidak melukai jaringan lemak. Hal ini perlu dilakukan supaya timbilen (bintitan) tidak membekas menjadi hitam. Meskipun hal ini (bekas hitam), INSYAALLAH tidak akan permanen atau mudah hilang.
OBAT TRADISIONAL (HERBAL) UNTUK MENGATASI TIMBILEN (BINTITAN)
Sejauh ini, belum dikenal herbal yang digunakan untuk mengatasi timbilen (bintitan). Hampir semuanya mengarah pada pelemahan karakter timbilen.Cara kerjanya hampir sama dengan pengompresan atau pemijatan seperti telah dijelaskan di atas. Jenis tanaman LATENG atau RAWE menjadi alternatif pilihan mengatasi timbilen (bintitan). Hanya saja, dalam penggunaannya juga harus hati – hati, jangan sampai terkena kulit selain kulit yang ada timbilennya, agar tidak merusak kulit tersebut. Serta rawatlah kulit sebaik mungkin dan hilangkanlah seluruh akar dari
jerawat batu, termasuk timbilen (bintitan), baik dengan cara pengompresan, pemijatan maupun dengan melalui terapi khusus oleh para teraphist,sehingga timbilen (bintitan) tidak lagi kambuh. Wallahu a’lam. Silakan baca artikel terkait "
RAMUAN TRADISIONAL MENGOBATI BISUL "