Pada Pertengahan tahun 2005 untuk pertama kalinya, di Indonesia, penyakit flu burung (avian influenza) menelan korban jiwa. Hal itu cukup mengundang perhatian Menteri Kesehatan Indonesia (pada saat itu dijabat oleh ibu Supari), sampai harus memutuskan untuk mengumumkan Keadaan Luar Biasa Nasional untuk wabah penyakit flu burung (avian influenza).
PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)
Kita pelu berhati - hati apabila teman kita atau tetangga kita ayamnya mati secara tiba - tiba. Lebih - lebih jika setelah salah satu dari teman kita atau tetangga kita mengalami
panas demam maupun batuk. Sebagian besar masyarakat perkotaan seperti Jakarta, Bandung, Semarang serta kota – kota besar lainnya sudah barang tentu kurang memperhatikan permasalahan ini. Disamping karena faktor kesibukan serta kepadatan kerja, faktor acuh terhadap lingkungan juga merupakan problem bagi siapa saja yang hidup di kota kota besar. Ditambah lagi faktor minimnya akan pengetahuan tentang penyakit flu burung (avian influenza) ini. Faktor tak kalah penting lainnya adalah belum membudayanya pencatatan riwayat kesehatan masyarakat apalagi pengamatan kesehatan masyarakat secara khusus. Bahkan tidak jarang masyarakat kita yang tidak tahu harus ke mana mereka melaporkan suatu kejadian wabah atau penyakit yang sedang menimpa mereka. Sehingga penyakit flu burung (avian influenza) masih menjadi prioritas utama baik dalam pengkajian, penyebaran informasi, maupun pemecahan masalahnya.
MASYARAKAT PERKOTAAN LEBIH BANYAK TERKENA PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)
Sudah menjadi pengetahuan umum di masyarakat bahwa virus influenza dikenal dengan berbagai macam virus. Ada virus flu, ada flu Hong Kong, flu burung (avian influenza),
flu singapura, flu tulang, flu anjing, flu Rusia dan sebagainya. SARS, salah satu virus turunan influenza, pada kurun waktu belakangan ini menjadi pusat perhatian masyarakat karena masih belum ditemukan penangkalnya.
Suntikan vaksin flu pada tubuh kita bukan merupakan jaminan bahwa tubuh kita bisa terbebas dari serangan flu. Hal ini disebabkan virus influenza adalah virus yang mudah bermutasi (berubah secara genetis) sehingga sistem kekebalan tubuh kita kadangkala sulit mengenalinya.
Penyebab penyakit flu burung (avian influenza) adalah virus influenza tipe A, jenis H5NI (Hemaglutinin, Neuramidase) yang ditularkan melalui unggas. Virus ini diketahui virus ganas serta sangat berbahaya.
Menurut kenyataan di lapangan, ternyata penderita penyakit flu burung (avian influenza), justru lebih banyak teradi di kawasan perkotaan daripada para peternak unggas di pedesaan. Padahal jika dilihat dari prosentase kemungkinan terjangkitinya penyakit flu burung (avian influenza), mestinya para peternak unggas (biasanya hidup di kawasan pedesaan) lebih mudah terkena penyakit ini.
INFEKSI VIRUS DARI MANUSIA KE MANUSIA
Virus flu burung (avian influenza) berasal dari daerah pedalaman daratan China, yaitu tepatnya di Danau Qinghai. Di Danau Qinghai ini sangat dikenal sebagai sarangnya burung. Disana kurang lebih terdapat 189 spesies burung. Dari sanalah H5N1 berasal kemudian mulai meneyebar ke tempat - tempat lain di seluruh dunia. Bulan Agustus merupakan bulan berimigrasinya burung - burung di daratan Qinghai secara besar - besaran. Jadi Qinghai dikenal sebagai tempat asal dari virus flu burung (avian influenza).
Para pakar mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya peningkatan penularan virus flu burung (avian influenza) dari unggas ke manusia. Hal ini disebabkan karena virus flu burung (avian influenza) termasuk kedalam kategori golongan virus influenza tipe A, seperti halnya virus flu manusia. Lebih - lebih jika teradi infeksi ganda. Artinya, Seseorang terkena penyakit flu manusia, tetapi juga terkena penyakit flu burung (avian influenza), karena hal itu akan memicu mutasi virus, seperti terjadi pada babi. Dengan demikian terjadinya penularan penyakit flu burung (avian influenza) dari manusia ke manusia lain sangat mungkin terjadi. Sehingga dengan demikian akhirnya penyakit flu burung (avian influenza) bisa menjadi wabah penyakit dunia.
BAGAIMANA VIRUS FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) BISA MENULAR?
Penularan virus Flu burung (avian influenza) bisa menular lewat udara yang telah tercemari oleh virus H5N1 yang berasal dari sekreta burung atau kotoran unggas penderita flu burung (avian influenza). Penularan virus flu burung (avian influenza) bisa saja menular dari unggas ke unggas, atau dari unggas ke manusia melalui lendir
hidung, air liur maupun tinja. Adapun Penularan dari unggas ke manusia biasanya terjadi melalui persinggungan antara manusia dengan unggas yang telah terinfeksi flu burung (avian influenza). Khususnya mereka para pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam, serta semisal dengan itu.
BAGAIMANA MENCEGAH PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) ?
Bagi para peternak unggas, penjual unggas, penghoby hewan - hewan unggas disarankan agar lebih dalam memelihara hewan kesayangannya tersebut. Pastikan semuanya dalam kondisi bersih, baik hewannya, kandangnya maupun makanan unggasnya. Bersihkan pula tangan atau bagian tubuh kita apabila kita selesai melakukan kontak dengan unggas kesayangan kita. Karena kita tidak tahu apakah unggas kita telah tercemari virus influenza tipe A yaitu H5N1 atau tidak. Karena virus H5N1 merupakan virus penyebab penyakit burung (avian influenza) paling ganas. Virus ini (H5N1) dapat bertahan hidup di air pada suhu 22°C selama kurang lebih empat hari. Pada suhu 0°C, virus ini bisa bertahan hidup sampai 30 hari. Bahkan Virus bisa bertahan hidup lebih lama jika berada di tubuh atau kotoran unggas yang terangkiti penyakit. Akan tetapi, virus ini tidak akan bertahan hidup pada suhu600°C. Masa inkubasi virus H5N1 ini antara 1 hingga 3 hari.
Bagaimana cara pencegahannya ? Penularan penyakit flu burung (avian influenza) bisa dicegah dengan cara menghindari bahan yang telah terkontaminasi kotoran maupun secret unggas. Tindakan pencegahan yang harus dilakukan agar kita dapat terhindar dari penularan virus penyakit flu burung (avian influenza ) adalah sebagai berikut :
1. Seseorang harus menggunakan sarung tangan, masker, kacamata, atau pelindung lainnya jika melakukan kontak dengan bahan yang berasal dari kotoran atau secret unggas.
2. Untuk mencegah terjadinya penularan virus flu burung (avian influenza), maka harus dilakukan penimbunan, penanaman atau pembakaran kotoran unggas (tinja) serta bahan - bahan yang berasal dari saluran cerna unggas lainnya.
3. Setiap peralatan ternak serta kandang harus dibersihkan atau dicuci menggunakan desinfektan.
4. Menjaga kebersihan lingkungan serta kebersihan badan secara rutin.
5. Memilih hewan piaraan atau unggas jangan hanya karena keindahannya saja. Tetapi perlu juga meneliti kesehatan daripada unggas itu sendiri. apakah unggas itu sehat atau sakit dengan melihat tanda - tanda fisik atau tubuh unggas itu sendiri.
6. Memasak unggas juga harus benar. Misalnya dengan memasaknya di ketinggian suhu ±800°C selama 1 menit atau pada suhu ±640°C untuk telur selama 4,5 menit.
Untuk para peternak unggas, agar waspada dan hati hati terhadap penularan penyakit flu burung (avian influenza) ini, maka perlu diperhatikan hal - hal sebagai berikut :
• Sesering mungkin membersihkan lingkungan (kandang unggas) dan menjaga kebersihan tubuh atau tangan dengan memakai desinfektan bila melakukan kontak dengan unggas.
• Vaksinasi virus flu manusia agar terhindar dari infeksi gabungan (virus flu manusia dan flu burung). Karena, bukan tidak mungkin akan munculnya strain virus baru yaitu penularan dari manusia ke manusia.
• Bagi penderita
JANTUNG, anak-anak maupun orang tua, serta penderita paru kronis harus menghindari tempat terjangkitnya penyakit flu burung (avian influenza), misalnya menghindari ke tempat peternakan unggas.
WASPADAI GEJALA PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) SEJAK AWAL
Pada umumnya, gejala klinis serangan virus penyakit flu burung (avian influenza) sama dengan gejala - gejala flu lainnya seperti demam (suhu badan lebih dari 38°C),
BATUK, beringus, infeksi mata, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, badan terasa lemas, radang saluran pernapasan atas, Serta akan menjadi lebih berat dengan terjadinya radang paru-paru.
Masa inkubasi virus flu burung (avian influenza) ini selama 1-3 hari, masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Sedangkan pada anak – anak bisa sampai 21 hari. Anak - anak di bawah usia 12 tahun paling sering diserang penyakit flu burung (avian influenza). Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh anak - anak biasanya masih labil. Dan biasanya penderita penyakit flu burung (avian influenza) ini hanya dikasih obat penangkal untuk meredakan gejala yang menyertai penyakit flu burung itu, seperti demam, BATUK maupun pusing. Obat-obatan yang digunakan tidaklah mengobati penyakitnya, akan tetapi meredakan gejala penyakit flu burung (avian influenza) saja. Karena penyakit ini memang belum ditemukan obatnya.
Virus flu burung (avian influenza) akan memicu produksi sitoksin –protein yang berperan penting dalam respon imunitas tubuh dan peradangan. Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus bertambah banyak, justru melukai jaringan tubuh, seolah ‘membunuh’ diri sendiri.
TINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH
Agar virus flu burung (avian influenza) tidak mudah menyerang tubuh kita, maka kita memerlukan ketahanan tubuh yang kuat. Mulailah dengan mengkonsumsi
SAYUR - SAYURAN HIJAUhijau, buah - buahan dan makan - makanan mengandung vitamin lainnya. Imbangi juga dengan olah raga teratur setiap hari serta istirahat yang cukup. Ditambah lagi dengan menggunakan ramuan - ramuan tradisonal nenek moyang seperti temu lawak, kunyit, sambiloto, jahe serta rempah - rempahan lainnya agar daya tahan tubuh dan stamina kita terjaga.